Metode Evaluasi
Metode evaluasi klinik dapat
dikelompokkan menjadi metode observasi, tertulis/laporan, lisan (fice), dan
objective structured clinical evaluation (OSCE)
1.
Observasi
Metode observasi adalah metode yang
paling sering digunakan dalam evaluasi klinik, mengingat kemampuan utama yang
harus dimiliki melalui pengalaman belajar klinik adalah kemampuan melaksanakan
tindakan. Metode observasi merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi
penampilan psikomotor, sikap perilaku, interaksi, baik verbal maupun nonverbal.
Penggunaan metode observasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang dan
pengharpan pengamat. Dengan demikian, hal tersebut dapat memengaruhi
konsisitensi dan objektivitas evaluasi. Pada dasarnya evaluasi menggunakan
metode observasi memiliki kecenderungan terjadinya subjektivitas. Untuk
mengurangi kecenderungan subjektivitas dan “fair”metode observasi perlu
didukung dengan perangkat ebaluasi berupa hal-hal berikut ini :
a.
Kejelasan aspek yang diobservasi dan
pembeerian nilai (scoring) . hal ini diupayakan dengan membuat formulir penilaian
berisikan aspek yang diebaluasi serara jelas.
b.
Pemberian umpan balik (feed back)
dilakukan segera setelah obserbasi dilaksanakan disertai proses diskusi. Hal
ini dimaksudkan untuk validasi dan klasifikasi terhadap kualitas penampilan
yang dievaluasi. Alat evaluasi yang digunakan berupa daftar cek keterampilan
dan catatan anekdot.
2.
Tertulis
Metode tertulis digunakan untuk
mengevaluasi kemampuan keognitif yaitu pada jenjang aplikasi dan pemecahan
masalah (problem salving) melalui proses analisis sintesis dan metode ini
dilaksanakan dengan cara member penugasan pada peserta didik untuk menuliskan
hasil pengamatan atau hasil rangkaian kegiatan dalam melakukan tindakan atau
asuhan keperawatan berupa laporan tertulis. Tulisan mahasiswa yang dijadikan
bahan evaluasi dapat berupa hal-hal berikut ini :
a.
Rencana keperawatan
b.
Laporan studi kasus
c.
Laporan proses keperawatan
d.
Rencana pendidikan kesehatan
e.
Catatan studio bat /cairan
Melalui metode tertulis ini selain
dapat dievaluasi perlu ditetapkan dengan jelas. Dengan demikian, dapat dijamin
objektivitas metode evaluasi dan “fair” bagi para mahasiswa.
3.
Lisan
Metode ebaluasi secara lisan atau
oral (viva vace) dimaksudkan untuk terjadinya Tanya jawab dan dialog tergadap
pertanyaan yang diajukan leh penguji. Seperti halnya pada metode observasi,
pada metode lisan ini akan terjadi interaksi langsung anatara penguji dan
magasiswa yang dapat memengaruhi konsistensi dan objektivitas evaluasi. Dengan
dimikian metode lisan perlu didukung dengan perangkat evaluasi untuk mengajukan
pertanyaan dan memberikan nilai secara spesifik metode ini digunakan pada
saat-saat sebagai berikut :
a.
Saat pembimbing melakukan validasi
tergadap data yang dikumpulkan dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan.
b.
Menilai alas an (justifikasi) yang
digunakan mahasiswa untuk melakukan tidakan
c.
Menilai kemampuan magasiswa terhadap
perkembangan kasus
Objective Structure Clinical
Evaluation
Objective Structure Clinical
Evaluation (OSCE) adalah metode evaluasi untuk menilai penampilan/kemampuan
klinik secara terstruktur dan bersifat objektif melalui OSCE dapat secara
versamaan dievaluasi kemampuan pengetahuan, psilomotor, dan sikap. Secara
spesifik aspek yang dapat dievaluasi serta tahapan persiapan dan pelaksanaan
OSCE, serta contoh OSCE pada gangguan system pernapasan akan diutaikan berikut
ini. Aspek yang dapat devaluasi dengan OSCE adalah sebagai berikut :
a.
Pengakjian riwayat hidup
b.
Pemeriksaan fisik
c.
Laboratorium
d.
Identifikasi
e.
Masalah
f.
Merumuskan/menyimpulkan data
g.
Interprestasi pemeriksaan
h.
Menetapkan pengelolaan klinik
i.
Mendemonstrasikan prosedur
j.
Kemajuan berkomunikasi
k.
Pemberian pendidikan keperawatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar